Setiap ibu hamil pasti ingin melahirkan anak-anak yang sehat tanpa cacat lahir. Untuk mewujudkan mimpi ini, para ilmuwan telah mengembangkan cara untuk mendeteksi embrio yang normal dalam teknik bayi tabung sehingga hanya sel telur yang sehat yang akan ditanamkan kembali ke dalam rahim. Dengan demikian, bayi yang dilahirkan dipastikan bisa sehat.
Detector embrio kromosom disebut kromosom aneuploidy screening yang secara akurat mendeteksi kelainan kromosom pada embrio. Dengan ini, sel yang memiliki kromosom abnormal, yang salah satunya mengakibatkan down syndrome, akan disingkirkan dan hanya embrio yang sehat yang dipilih.
Dalam teknik IVF, biasanya 24 telur diambil dari ovarium untuk sel sperma suami dibuahi di laboratorium. Dokter akan melihat bentuk dan ukuran embrio yang terbentuk, kemudian memilih embrio yang dianggap sehat da selanjutnya akan ditanamkan kembali ke dalam rahim. Sayangnya, metode ini sering kali juga kurang akurat (dalam memilih embrio).
Masalah lainnya adalah dokter sering memilih dua atau lebih embrio untuk meningkatkan peluang kehamilan. Akibatnya hal tersebut terlalu berisiko bagi janin dan ibu hamil.
Melalui teknik terbaru dari pemeriksaan kromosom, dokter akan mengambil sampel dari embrio sesudah lima hari dan memeriksa setiap pasang kromosom yang semuanya berjumlah 23 pasang. Kemudian, hanya embrio sehat yang dipilih dan implan ke dalam rahim.
Dalam studi percontohan, 80 persen dari peserta perempuan IVF (in vitro fertilization) bahwa skrining kromosom melahirkan dapat berjalan dengan sukses. Tingkat keberhasilan ini melebihi rata-rata keberhasilan IVF yang hanya 20-30 persen.
Selain memastikan embrio yang sehat, metode screening ini juga akan memberikan celah/kesempatan hamil untuk wanita usia 40-an seringkali sulit untuk hamil atau keguguran.
Detector embrio kromosom disebut kromosom aneuploidy screening yang secara akurat mendeteksi kelainan kromosom pada embrio. Dengan ini, sel yang memiliki kromosom abnormal, yang salah satunya mengakibatkan down syndrome, akan disingkirkan dan hanya embrio yang sehat yang dipilih.
Dalam teknik IVF, biasanya 24 telur diambil dari ovarium untuk sel sperma suami dibuahi di laboratorium. Dokter akan melihat bentuk dan ukuran embrio yang terbentuk, kemudian memilih embrio yang dianggap sehat da selanjutnya akan ditanamkan kembali ke dalam rahim. Sayangnya, metode ini sering kali juga kurang akurat (dalam memilih embrio).
Masalah lainnya adalah dokter sering memilih dua atau lebih embrio untuk meningkatkan peluang kehamilan. Akibatnya hal tersebut terlalu berisiko bagi janin dan ibu hamil.
Melalui teknik terbaru dari pemeriksaan kromosom, dokter akan mengambil sampel dari embrio sesudah lima hari dan memeriksa setiap pasang kromosom yang semuanya berjumlah 23 pasang. Kemudian, hanya embrio sehat yang dipilih dan implan ke dalam rahim.
Dalam studi percontohan, 80 persen dari peserta perempuan IVF (in vitro fertilization) bahwa skrining kromosom melahirkan dapat berjalan dengan sukses. Tingkat keberhasilan ini melebihi rata-rata keberhasilan IVF yang hanya 20-30 persen.
Selain memastikan embrio yang sehat, metode screening ini juga akan memberikan celah/kesempatan hamil untuk wanita usia 40-an seringkali sulit untuk hamil atau keguguran.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Info unik
dengan judul Metode screening untuk mendapatkan bayi yang sehat. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://adgina.blogspot.com/2012/10/metode-screening-untuk-mendapatkan-bayi.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
lulus -
Belum ada komentar untuk "Metode screening untuk mendapatkan bayi yang sehat"
Post a Comment